Halaman
169
Remaja dan Masalahnya
10
A. Menerapkan Prinsi-prinsip Diskusi
B. Mengubah Sajian Gra
fi
k, Tabel, atau Bagan Menjadi
Uraian Melalui Kegiatan Membaca Intensif
C. Menulis Naskah Drama Berdasarkan Peristiwa Nyata
Remaja dan Masalahnya
10
www.worcestershire.gov
170
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
A. Menerapkan Prinsip-prinsip Diskusi
Dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat dapat dijumpai
berbagai permasalahan yang dapat diambil sebagai bahan diskusi. Pada saat berdiskusi, semestinya
kamu juga harus menaati mekanisme dan prinsip-prinsip dalam diskusi di antaranya menyampaikan
gagasan, pendapat, dan saran secara runtut di samping harus mampu mengajukan pertanyaan dengan
bahasa yang baik dan benar. Bahasa yang baik adalah bahasa sesuai dengan konteks dan situasi
pemakaiannya, sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah yang baku.
Agar kamu dapat menerapkan prinsip-prinsip diskusi dalam kegiatan diskusi, ikutilah kegiatan belajar
berikut ini!
10
Remaja dan Masalahnya
Baik dalam pergaulan maupun dalam kehidupan
bermasyarakat di sekolah, kamu tentu sering menjumpai, bahkan
melakukan sendiri kegiatan diskusi. Bagaimanakah berdiskusi
yang baik? Untuk itu, ikutilah kegiatan belajar dalam rangka
menerapkan prinsip-prinsip diskusi yang baik. Di samping itu,
dalam pembelajaran ini, kamu diharapkan dapat membaca
gra
fi
k/tabel/bagan dan menulis naskah drama. Untuk mencapai
tujuan tersebut, ikutilah kegiatan belajar berikut secara sungguh-
sungguh.
171
Remaja dan Masalahnya
10
1. Membaca Teks sebagai Bahan Diskusi
Bacalah teks yang berisi masalah pendidikan gratis berikut!
Pendidikan Kunci Kebangkitan
Kebangkitan Jawa Tengah dari dunia pendidikan, sebuah cita-cita yang sudah dan akan
terus diperjuangkan oleh pasangan Sukawi-Sudharto. Langkah ini bukan retorika belaka karena
perpaduan Sukawi yang sekarang menjabat Walikota Semarang dan Sudharto sebagai Ketua
PGRI merupakan pasangan ideal bagi dunia pendidikan.
Sejak tahun 2003, Sukawi di depan rapat paripurna DPRD Kota Semarang mencanangkan
“suatu saat di Kota Semarang pendidikan harus gratis, mulai dari SD, SMP, SMU yang yang
sederajad, baik negeri maupun swasta. Langkah itu dimulai oleh Sukawi dengan memberikan
beasiswa dari angka Rp 7,5 Milyar meningkat menjadi Rp 40 Miliar dan akhirnya pada tahun
2008 berhasil membawa Kota Semarang menjadi kota yang memberikan pendidikan gratis pada
masyarakatnya.
Selain beasiswa, langkah merealisasikan pendidikan gratis dilakukan melalui pemberian
buku gratis bagi siswa. Menurut Sukawi, saat ini buku menjadi beban masyarakat. Oleh sebab
itu, kalau bukunya gratis dan SPP-nya dibiayai pemerintah, berarti kita berhasil menciptakan
pendidikan gratis bagi masyarakar.
Sukawi mengungkapkan bahwa APBD Kota Semarang memang belum mampu menutup hal-
hal yang bersifat tambahan, seperti pembangunan gedung yang memadai dan lain-lain. Namun,
yang menjadi harga mati adalah pendidikan itu dapat dijangkau oleh masyarakat. Setelah itu,
setahap demi setahap akan meningkat pada penyempurnaan sarana dan prasarana.
“Sekolah yang memiliki kebutuhan di atas kebutuhan pokok, seperti pemakaian AC di kelas,
diperbolehkan sepanjang ada orang tua murid yang menyumbang, tetapi orang tua yang tidak
mau menyumbang tidak boleh dipaksa untuk menyumbang.”
Di sisi lain, masyarakat Jateng melihat Sudharto sebagai tokoh pejuang pendidikan sejati.
Ia mendedikasikan hidupnya sebagai guru sekitar 20 tahun dengan meniti karier administratif
mulai dari staf pelaksana di Kanwil Depdikbud Jateng tahun 1981 hingga memegang kendali
pendidikan di Jateng sebagai Kakanwil Depdikbud tahun 1999—2001. Dia juga berkarier di
PGRI mulai dari menjadi anggota biasa sampai menjadi Ketua PGRI Jateng. Dalam kedua posisi
tersebut, yang bersangkutan tidak pernah lepas dari pemikiran, kegiatan, dan perjuangan, demi
kemajuan pendidikan dan guru. ......................................
Dikutip dengan Perubahan dari
Seputar Indonesia
, 14 Juni 2008
2. Menyajikan Pokok-pokok Permasalahan yang Akan Didiskusikan
Berkelompoklah dengan anggota 5-6 orang! Tunjuklah pemimpin diskusi!
a. Secara berkelompok, susunlah daftar pokok-pokok permasalahan yang terdapat
dalam teks ”Pendidikan Kunci Kebangkitan” tersebut!
b. Secara bermusyawarah, tunjuklah pemimpin dikusi dari kelompokmu!
c. Diskusikan dalam kelompokmu pokok-pokok permasalahan itu!
172
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
d. Berdiskusilah dengan menggunakan alasan-alasan yang logis untuk mendukung
pendapat!
3. Mengamati Proses Diskusi
Setiap kelompok menunjuk wakilnya untuk mengamati diskusi yang berlangsung
di kelompok lain. Pengamatan dilakukan pada banyaknya pendapat yang muncul
dalam diskusi, kelogisan alasan dalam berpendapat, bahasa yang digunakan, proses
mengemukakan pendapat, dan kesesuaian proses diskusi dengan aturan diskusi.
4. Menyampaikan Gagasan, Pendapat, dan Saran secara Runtut
Diskusi tidak akan berjalan dengan baik tanpa penyampaian gagasan, pendapat,
dan saran. Sampaikanlah gagasan, pendapat, dan saran secara runtut. Keruntutan
dapat diamati dari jalinan ketersambungan kalimat yang dikemukakan. Kemukakanlah
gagasan, pendapat, dan saran dengan bahasa yang baik dan sikap yang sopan.
Penyampaian gagasan, pendapat, dan saran dilakukan setelah dipersilakan oleh
pemimpin diskusi.
5. Mengajukan Pertanyaan
Saat berdiskusi, anggota diskusi dapat saling mengajukan pertanyaan. Bahkan
pemimpin diskusi dapat juga mengajukan pertanyaan untuk menghidupkan suasana
diskusi. Pertanyaan dalam diskusi seharusnya diajukan dengan bahasa yang baik dan sopan.
Pengajuan pertanyaan dapat dilakukan setelah dipersilakan oleh pemimpin diskusi.
6. Menyimpulkan Mekanisme dan Prinsip-prinsip Diskusi
Setelah kamu mempelajari dan mengamati diskusi, tentu kamu dapat menyimpulkan
mekanisme diskusi dan prinsip-prinsip diskusi supaya diskusi dapat berjalan dengan
lancar. Tuliskanlah simpulanmu dalam format berikut ini.
Mekanisme
Diskusi
............................................................................................
............................................................................................
Prinsip-prinsip
Diskusi
1. ...................................................................................
2. ...................................................................................
3. ...................................................................................
4. ...................................................................................
5. ...................................................................................
dst.
7. Menerapkan Prinsip-prinsip Diskusi di Kelas
Simpulan mengenai prinsip-prinsip diskusi tentu membuatmu berpikir kembali,
apakah selama ini diskusi yang telah kamu lakukan telah sesuai dengan apa yang telah
disimpulkan? Untuk lebih membuatmu terampil berdiskusi, terapkanlah prinsip-prinsip
diskusi untuk diskusi kelompok dengan topik ”Pengembangan Prestasi Olahraga di
Sekolahmu”.
173
Remaja dan Masalahnya
10
B. Mengubah Sajian Gra
fi
k, Tabel, atau Bagan Menjadi Uraian Melalui
Kegiatan Membaca Intensif
Pengungkapan pendapat dalam tulisan sering diperlukan dukungan fakta atau data yang dikemas
dalam bentuk tabel, gra
fi
k, bagan, atau peta. Penyajian tabel, gra
fi
k, bagan, atau peta dalam sebuah
tulisan sangat membantu pembaca menggali informasi yang jika disajikan dalam kalimat-kalimat justru
sulit dipahami. Biasakanlah untuk menggali informasi dari tabel, gra
fi
k, bagan, dan peta. Dalam bagian
ini kamu akan dilatih membaca tabel, gra
fi
k, bagan, dan peta.
1. Berlatih Memperluas Jangkauan Mata
Untuk menemukan secara cepat informasi yang diperlukan, kita harus memperlebar
daya jangkau pandangan mata. Pembaca yang baik bukan melihat kata demi kata, melainkan
melihat dua kata atau lebih. Berlatihlah memperluas jangkauan pandangan mata!
a. Tempatkan pandangan mata kalian pada garis yang ada di tengah deretan kata
berikut. Mulailah dari kata pertama, kemudian perluaslah pandangan mata ke
deretan kata di bawahnya.
Catatan
Ketika sampai pada kata ‘
sendiri Hatta’
, berhentilah! Coba tempatkan titik pandangan
mata pada huruf i, apakah kata di ujung kiri (huruf
s
) dan ujung kanan (huruf
a
) masih
terbaca? Jika, ya, seluas itulah jangkauan matamu. Berlatihlah berulang-ulang!
2. Mengidenti
fi
kasi Isi Gra
fi
k, Tabel, atau Bagan
Data yang disampaikan dalam bentuk tabel, bagan, dan gra
fi
k umumnya memang
lebih menarik perhatian pembaca. Data mengenai siswa, jumlah lulusan, kependudukan
dan sejenisnya akan lebih mudah dilihat bila dinyatakan dalam angka-angka. Angka-
angka yang pasti dan rinci tentang suatu peristiwa dapat diperoleh dari tabel statistik.
Kita dapat memperoleh informasi dari tabel semacam itu. Dari tabel, bagan, dan gra
fi
k
Bung Hatta
gemar membaca. Dimasa
kecil, Bung Hatta berkembang
seperti anak-anak biasa, tetapi
ia kurang memiliki sahabat
bermain karena tetangga-
tetangga kami
tidak mempunyai anak
seusianya dan di keluarga
kami sendiri Hatta merupakan
satu-satunya anak lelaki.
Kadang-kadang kami
menemukan Hatta bermain
sendiri dengan cara membuat
miniatur lapangan bola,
sedangkan pemain-pemainnya
dibuat dari gabus yang
dibebani dengan timah.
Bola, dibuatnya dari
manik bundar. Hatta
memainkan sendiri
permainan sepak bola
itu dengan asyiknya.
Hatta termasuk orang
hemat. Setiap kali
orang tua kami
memberi uang belanja
kepadanya,yang
pada waktu itu
sebenggol, selalu
uang itu ditabungnya.
Caranya, uang logam
itu disusunnya
sepuluh-sepuluh dan
disimpan di atas
mejanya
Jadi, setiap orang
yang mengambil
atau mengusiknya,
Hatta selalu tahu.
Namun, kalau orang
meminta dengan
baik dan Hatta
menganggap perlu
diberi, tak segan-
segan ia akan
memberikan apa
yang dimilikinya.
Sebagai seorang
muslim, sejak kecil
Hatta rajin salat.
Mula-mula ia belajar
dari lingkungan
keluarga kami.
174
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
kita mengetahui secara singkat data mengenai sesuatu. Dari judul tabel saja kita dapat
mengetahui apa, di mana, dan bagaimana perkembangan sesuatu.
Ikutilah langkah-langkah standar dalam membaca tabel, gra
fi
k, bagan, dan peta
berikut!
(1)
Pertama, bacalah judulnya.
Ini sebuah keharusan. Resapkanlah isi judul tabel,
gra
fi
k, bagan, dan peta yang kalian hadapi, karena judul memberikan ringkasan
yang padat tentang informasi yang akan disampaikan.
(2)
Bacalah keterangan yang ada di atas, di bawah, atau di sisinya
. Keterangan itu
merupakan kunci penjelasan tentang data yang akan disampaikan. Keterangan
itu, misalnya dalam bentuk urutan tahun, persentase, atau angka-angka.
(3)
Ajukan pertanyaan tentang tujuan tabel, gra
fi
k, bagan, dan peta itu
. Caranya mudah.
Kalian cukup mengubah judulnya menjadi pertanyaan, misalnya di mana,
seberapa banyak, berapa kemajuannya, kelompok mana, dan seterusnya.
Jawabannya diharapkan ada dalam tabel, gra
fi
k, bagan, atau peta tersebut.
(4)
Langkah terakhir, bacalah tabel, gra
fi
k, bagan, atau peta itu
. Ketika membaca, selalu
ingat tujuan kalian membacanya, dan informasi apa yang akan kalian perlukan.
Setelah kamu memahami langkah-langkah membaca tabel, bagan, gra
fi
k, atau peta
tersebut, sekarang bacalah tabel berikut dan jawablah pertanyaan yang menyertainya!
Ikutilah empat langkah seperti yang diuraikan pada awal bab ini : (1) baca judulnya,
(2) baca informasi yang ada pada kolom-kolom di atas, samping, dan bawah, (3) ajukan
pertanyaan tentang tabel itu, dan (4) dapatkan jawabannya dalam tabel tersebut.
JUMLAH KEBUTUHAN GURU
Tahun 2001 2002 2003
Bahasa Indonesia
5.352
6.605
8.379
Bahasa Inggris
9.405
11.367
13.792
Bahasa 8.640 9.145 9.703
Matematika
2.948 3.707 5.025
Fisika
1.732
3.071
4.899
Biologi
2.123
2.245
2.013
Kimia 1.137 1.277 1.609
Ekonomi 058 6.961 10.227
Geogra
fi
3.408 3.939 4.663
Seni 14.612 14.624 14.827
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat!
1) Tabel tersebut berisi apa?
2) Kita tampaknya masih kekurangan guru di berbagai bidang studi! Tunjukkan dalam
tabel itu!
3) Tunjukkan tiga bidang studi dengan angka terbesar yang membutuhkan lebih
banyak guru!
4) Tunjukkan tiga bidang studi dengan angka terbesar yang membutuhkan guru lebih
sedikit!
5) Berapa kebutuhan guru Geogra
fi
pada tahun 2002?
175
Remaja dan Masalahnya
10
Orang sibuk lebih suka mempelajari sesuatu dari gra
fi
k statistik. Akan tetapi, tidak
semua pendapat disajikan dalam bentuk gra
fi
k. Gra
fi
k memungkinkan penyampaian
ide yang kompleks secara mudah, dapat memberi gambaran suatu data efektif kepada
pembaca. Ciri utama gra
fi
k adalah sederhana tapi jelas.
Lakukan kegiatan berikut!
(1) Berkelompoklah lima-lima! Carilah gra
fi
k dan bagan di surat kabar!
(2) Pelajarilah dengan saksama bagan dan gra
fi
k yang kamu temukan itu!
(3) Diskusikanlah isinya!
3. Memaparkan Isi Gra
fi
k, Tabel, atau Bagan ke dalam Beberapa Kalimat
Setelah kamu mendiskusikan hal-hal tersebut, paparkanlah dengan bahasamu
sendiri isi gra
fi
k atau bagan yang sudah kamu diskusikan, kemudian kemukakan di
depan kelas! Berilah kesempatan temanmu untuk bertanya, menanggapi, atau memberi
saran mengenai kelengkapan informasi yang kamu kemukakan!
4. Menyusun Kalimat Majemuk
Kalimat mejemuk sering disebut kalimat luas atau kalimat kompleks, yakni kalimat
yang dibentuk dari gabungan dua kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dibedakan
atas dua jenis, yakni kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Kata
penghubung yang biasa digunakan dalam kalimat majemuk setara, antara lain
dan, serta,
baik ... maumun ..., atau, tetapi, melainkan.
Sementara itu, kata penghubung yang biasanya
digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat, antara lain
karena, sebab, jika, jikalau, kalau,
untuk, agar, supaya, apabila, bilamana, ketika, setelah, sesudah.
Perhatikan contoh kalimat
majemuk berikut!
(1)
Setelah
lebih dari dua bulan tidak menyapa Anda, sekarang kami datang kembali
dengan informasi baru.
(2) Kita perlu rehat
karena
ada kegiatan di bulan Ramadan.
(3) Kita tidak mungkin dapat menguasai semua ilmi,
tetapi
kita tidak boleh berpuas diri
dengan ilmu kita sekarang.
(4) Saya akan mempelajari masalah itu
dan
akan saya laporkan kepada kepala sekolah.
Contoh kalimat (1) dan (2) tersebut merupakan kalimat majemuk bertingkat,
sedangkan contoh kalimat (3) dan (4) merupakan kalimat majemuk setara. Kata
penghubung (konjungsi) yang digunakan untuk menghubungkan antara klausa pada
kalimat (2) adalah
setelah
yang menunjukkan makna ”hubungan waktu”, sedangkan
kata penghubung yang digunakan untuk menghubungkan antara klausa pada kalimat
(2) adalah
karena
yang menunjukkan makna ”hubungan sebab”. Sementara itu, kata
penghubung yang digunakan untuk menghubungkan antara klausa pada kalimat (3)
adalah tetapi yang bermakna ”hubungan pertentangan” sedangkan kata penghubung
yang dipakai untuk menunjukkan hubungan antara klausa pada kalimat (4) adalah dan
yang bermakna ”hubungan penjumlahan”.
Letak kata penghubung dalam kalimat majemuk bertingkat selalu berada sebelum
klausa anak (anak kalimat), sedangkan kata penghubung pada kalimat majemuk setara
selalu berada di antara klausa (kalimat) yang membentuknya. Dalam setiap kalimat
176
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
majemuk bertingkat terdapat klausa pokok (induk kalimat) dan klausa bawahan (anak
kalimat), sedangkan dalam setiap kalimat mejemuk setara semua klausa atau kalimat
yang membentuknya berkedudukan sejajar sdehingga semuanya sebagai klausa induk.
Setelah kamu memahami konsep dan ciri kalimat majemuk bertingkat dan kalimat
majemuk setara, lakukanlah kegiatan belajar berikut, dengan terlebih dahulu membentuk
kelompok belajar masing-masing beranggotakan 5 siswa.
1) Bacalah sebuah tajuk rencana dalam majalah atau surat kabar!
2) Tulislah kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat yang terdapat di
dalamnya!
3) Diskusikan makna hubungan antara klausa dalam kalimat majemuk yang kamu
temukan!
4) Sampaikan hasil kerja kelompok kamu di depan kelas untuk memperoleh tanggapan
dan masukan dari kelompok lain dan guru!
5) Laporkan hasil kerja kelompokmu masing-masing kepada guru mata pelajaran
bahasa Indonesia di kelasmu untuk mendapatkan penilaian!
C. Menulis Naskah Drama
Pada hakikatnya, inti karya sastra yang berupa drama adalah adanya kon
fl
ik (pertentangan-
pertentangan). Kon
fl
ik-kon
fl
ik tersebut ditata sehingga membentuk alur dan dikemuakakan dalam bentuk
dialog. Bagaimanakah menentukan kon
fl
ik dan bagaimana menulis naskah drama? Untuk menulis karya
sastra drama, kamu dapat memulainya dengan menentukan kon
fl
ik, menyusun urutan peristiwa dalam
satu babak, mengembangkan urutan peristiwa menjadi naskah drama satu babak, melengkapi dialog,
mengomentari dan menyunting naskah drama. Untuk itu, ikutilah kegiatan pembelajaran berikut!
1. Menentukan Kon
fl
ik
Tentunya kamu sering melihat kon
fl
ik atau pertentangan-pertentangan itu di
masyarakat, di sinetron, atau dalam kehidupanmu sendiri.
Menyusun naskah drama dapat kamu mulai dengan menentukan suatu kon
fl
ik.
Kon
fl
ik dapat kamu temukan dengan mengamati kon
fl
ik yang ada di sekitarmu,
mengamati kon
fl
ik dalam sinetron/
fi
lm, atau membayangkan kon
fl
ik yang pernah
kamu alami. Untuk mengidenti
fi
kasi kon
fl
ik yang dikenal/dialami, tulislah salah
satu kon
fl
ik/pertentangan berdasarkan peristiwa nyata yang kamu sukai! Diskusikan
pemilihan kon
fl
ik dengan kelompokmu! Misalnya kon
fl
ik yang akan digambarkan
adalah pertentangan anak dan orangtuanya karena orangtuanya mempunyai pekerjaan
yang tidak sesuai dengan harapannya.
2. Menyusun Urutan Peristiwa untuk Satu Babak
Lengkapilah kon
fl
ik yang telah kamu tentukan menjadi sebuah rangkaian cerita!
Berilah nama tokoh-tokoh yang ada dalam rangkaian ceritamu! Nama tokoh tidak harus
sama dengan nama tokoh aslinya dalam peristiwa nyata. Amati contoh berikut!
177
Remaja dan Masalahnya
10
Asri seorang siswa SMP malu memiliki bapak seorang penjual bubur di gerobak. Dia marah
karena ketika melihat bapaknya berjualan di sekolahnya, padahal dia pernah meminta ayahnya
untuk tidak berjualan di sekolahnya. Sesampai di rumah Asri marah kepada ayahnya. Ayahnya
tetap berpendapat bahwa pekerjaannya mulia dan tidak harus ditinggalkan. Asri membandingkan
ayahnya dengan ayah Shanti sahabatnya yang seorang pejabat dan selalu dibangga-banggakan
Shanti. Ternyata ayah Shanti ditangkap polisi karena korupsi dan masuk koran. Asri di sekolah
kaget ketika melihat teman-temannya membicarakan penangkapan ayah Shanti yang dimuat di
koran. Reaksi teman Asri di sekolah mencemooh Shanti yang selama ini terlalu membanggga-
banggakan jabatan ayahnya. Guru menjelaskan bahwa tidak boleh memvonis Shanti karena
kita tidak boleh menilai seseorang dari ayahnya. Dengan peristiwa itu, Asri menjadi sadar
bahwa orang dinilai bukan karena orangtuanya tetapi karena prestasinya. Asri bangga meskipun
ayahnya hanya seorang penjual bubur di gerobak dorong.
Baca sekali lagi rangkaian peristiwa yang akan kamu tulis dalam drama! Pilih
bagian peristiwa yang akan kamu gambarkan dalam adegan! Tentukan berapa adegan
yang akan kamu gambarkan! Misalnya, dengan rangkaian peristiwa dalam kon
fl
ik pada
kegiatan tersebut dipilihlah peristiwa-peristiwa berikut.
(1) Peristiwa di rumah ketika bertemu ayahnya (adegan 1 timbulnya kon
fl
ik)
(2) Peristiwa di sekolah ketika siswa dan guru membicarakan ayah temannya yang
ditangkap polisi karena korupsi (adegan 2 penyelesaian).
3. Mengembangkan Urutan Peristiwa Menjadi Naskah Drama Satu Babak
Pengembangan naskah drama dapat dilakukan dengan membayangkan dialog-
dialog yang mungkin terjadi pada peristiwa yang dipilih. Amati pengembangan naskah
drama berikut!
Adegan 1
Dialog antara Asri dan Ayahnya mengenai profesi pekerjaan ayahnya yang dianggap oleh Asri
”sangat memalukan”.
Asri
: Apapun alasannya, aku nggak mau tahu.
Ayah : Meskipun kita harus tidak makan?
Asri
: Kalau begitu aku besok akan berhenti sekolah.
Ayah
: Mengapa?
Asri
: Untuk cari makan sendiri.
Ayah
: Bukan begitu As
178
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
Asri
: Pokoknya aku tidak mau, pilih aku berhenti sekolah atau bapak cari pekerjaan
lain.
Ayah
:
Kamu tahu aku tidak punya keahlian apa-apa. Sejak ibumu masih hidup aku
sudah menjalani pekerjaan ini. 20 tahun As!
Asri
: Hasilnya ... hanya begini-begini saja
Ayah
: Bagi saya kamu dapat sekolah dan jadi anak yang sholekah itu sudah cukup.
Asri
: Enak si Shanti. Ayahnya pejabat dan dihormati di mana-mana. Dia dengan
Bangga dapat menunjukkan foto ayahnya yang sedang meresmikan sebuah
bendungan.
Ayah : Terserah pendapatmu, biarlah ayah dengan pendirian ayah sendiri. Bagi Ayah,
yang penting pekerjaan itu halal dan dapat digunakan sebagai alat beribadah. Aku
mau sembahyang dulu. kamu juga belum sembahyang kan? (Ayah Asri masuk.
Asri melemparkan tasnya dengan kesal lalu masuk mengikuti ayahnya)
Adegan 2
Kelas sedikit gaduh. Nampak beberapa siswa duduk di kelas. Pelajaran belum dimulai. Siswa-
siswa berebutan memegang koran dan menunjuk foto dalam koran. Asri masuk kelas dan
sedikit terkejut melihat temannya berebut baca koran.
Toni
: Nggak nyangka ya ternyata mobil mewah itu ....
Agus
: Iya ya... nggak nyangka.
Asri
: Ada apa ini?
Dewi
: Itu..tuh ratu kelas kita... ternyata bokapnya ......!
Asri
: Kenapa?
Dewi : Baca koran ini!
Asri
: (menyahut koran yang di pegang Dewi) Kasihan Shanti!
Guru : Sudah masuk anak-anak! Segera bersiap!
(Ketua kelas memimpin berdoa)
Guru
: Ibu tahu, apa yang kalian ributkan hari ini.
Agus : Iya Bu...! Sekarang kita punya teman anak seorang koruptor!
Guru
: Tidak boleh begitu Gus! Kita tidak boleh memvonis apa-apa terhadap Shanti.
Anak tidak pernah minta dilahirkan dari orangtua yang bekerja sebagai apa pun.
Dewi
: Tapi dia terlalu membangga-banggakan sebagai anak pejabat, Bu.Guru
Guru
: Kita jangan pernah memandang anak siapa teman kita, pandanglah bagaimana
perilaku dan prestasi teman kita itu. (mata Bu guru melirik Asri) Asri menunduk.
Guru
:
Sekarang kita mulai pelajaran Bahasa Indonesia. Buatlah puisi tentang seseorang
yang kamu kagumi! (kelas hening sejenak, guru berjalan mengelilingi siswanya
yang sedang membuat puisi)
Guru
: Yang sudah selesai, saya minta membacakan di depan kelas.
Agus
: Saya Bu! (Agus menuju ke depan kelas dengan mantap dan membaca puisinya)
179
Remaja dan Masalahnya
10
Bandingkan rangkaian cerita dengan drama yang dikembangkan! Apakah semua
bagian cerita telah dikembangkan dalam drama? Tandailah bagaian drama yang
menunjukkan hal-hal berikut!
a. Asri marah dengan ayahnya tetapi ayahnya tetap beranggapan bahwa pekerjaannya
adalah pekerjaan mulia.
b. Asri menyadari bahwa seseorang akan dinilai dari prestasinya bukan dari pekerjaan
ayahnya.
4. Latihan Melengkapi Dialog dari Rangkaian Peristiwa dalam Gambar
Selain dengan pancingan kon
fl
ik seperti yang telah dijelaskan di atas, penulisan
naskah drama juga dapat dilakukan dengan mengamati gambar atau peristiwa yang
menyentuh perasaan. Ikutilah langkah-langkah penyusunan drama berikut!
Ibuku Pahlawanku
Malam buta kau terjaga
Membawa bakul tua
Menjadi penjaja sayuran
Meski bukan pilihan
Kau mantap
menatap masa depan
Ibuku ................!
Bagiku kau adalah pahlawan
Guru : Bagus, seorang bakul juga pahlawan. Siapa lagi yang sudah selesai?
Asri : Saya ingin mencoba Bu! (Asri berjalan pelan ke depan kelas)
Gerobakmu mengoyak sepi
semua gang kau susuri
Tak peduli
orang yang penuh harga diri
menatapnya dengan risi
demi cita yang terpatri
dia yakin Tuhan selalu
menemani
Guru : Puisimu belum diberi judul As? Apa judulnya?
Asri
: Ayahku (jawabnya mantap)
Toni : Hebat! Ternyata penjual makanan keliling bisa mendidik anaknya selalu juara
kelas. (terdengar bel istirahat berbunyi)
Guru : Puisi yang lain kita bacakan pada pelajaran berikutnya. Kita istirahat dulu.
Kelas : Hoore ! (semua teman-temannya berhamburan keluar)
Asri menunduk sendirian, dia bergumam lirih ......... Maafkan aku Ayah!
180
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
a. Amati gambar di samping! Gambar pengemis kecil
di tengah hujan lebat menadahkan tangan kepada
penumpang mobil
b. Bayangkan apa saja yang bisa terjadi dengan tokoh-tokoh
yang terlibat dalam gambar/peristiwa!
c. Buatlah rangkaian cerita dengan memikirkan mengapa
pengemis kecil itu sungguh-sungguh mencari uang
padahal hujan deras mendera? Mengapa tidak menunggu
hujan reda? Apa yang bisa terjadi pada pengemis kecil
itu dengan terus menadahkan tangan di tengah hujan
tersebut?
Pilihlah peristiwa yang akan kamu gambarkan dalam dramamu! Misalnya, peristiwa
di rumah mewah dan peristiwa di rumah pengemis kecil. Lakukanlah langkah-langkah
berikut ini!
a. Tulislah dialog-dialog yang mungkin terjadi dalam peristiwa di rumah mewah dan
peristiwa di rumah pengemis! Lakukan secara berkelompok!
Dialog apa yang kira-kira terjadi sewaktu pengemis kecil berada dirumah mewah?
Dialog apa yang kira-kira terjadi sewaktu ibu muda meninggalkan pengemis kecil
di ruang tamu? Dialog apa yang terjadi ketika bertemu ibunya di rumah pengemis?
Apa yang dikatakan gadis kecil ketika mendapatkan ibunya meninggal? Dialog apa
yang terjadi ketika pengemis itu mengembalikan uang hasil penjualan arloji?
b. Susunlah dialog-dialog yang telah kamu diskusikan sehingga menggambarkan
rangkaian cerita yang digambarkan! Lihat contoh penulisan naskah drama pada
kegiatan yang lalu! Beri nama tokoh-tokoh yang akan kamu tampilkan! Tambahkan
pula narasi (penjelasan suasana tempat atau lakuan tokoh seandainya drama
dipentaskan)! Kerjakan secara berkelompok!
5. Mengomentari Naskah Drama yang Disusun
Naskah drama setiap kelompok dipasang di papan tulis! Setiap kelompok akan
membaca hasil karya kelompok lain. Komentarilah naskah drama yang disusun dari segi
(1) kesesuaian dialog dengan peristiwa yang akan digambarkan, (2) kejelasan bahasa
dalam dialog, (3) ketepatan bentuk drama, dan (4) kejelasan narasi (penjelasan) sehingga
mudah dipentaskan.
6. Menulis dan Menyunting Naskah Drama
Setelah kamu berlatih menyusun naskah drama dengan rangkaian peristiwa yang
sudah ditetapkan, sekarang kamu ditugasi menyusun naskah drama dengan menentukan
sendiri rangkaian peristiwanya. Tulislah rangkaian cerita dan sus
unlah seb
uah naskah
drama secara kelompok berdasarkan rangkaian cerita yang kamu buat!
Naskah drama yang kamu susun akan dinilai dari segi (1) keunikan kon
fl
ik yang
diangkat dalam naskah drama, (2) kelogisan penyelesaian kon
fl
ik, (3) kesesuaian dialog
dengan rangkaian peristiwa yang digambarkan, (4) kejelasan isi dialog, dan (5) kejelasan
narasi (penjelasan) sehingga mudah dipentaskan.
181
Remaja dan Masalahnya
10
Setelah selesai menulis, baca kembali naskahmu untuk keperluan penyuntingan
atau tukarkanlah hasil pekerjaanmu dengan temanmu. Perbaikilah naskah drama itu
berdasarkan hasil penyuntingan. Naskahmu siap untuk dimainkan dan diedarkan.
Rangkuman
Pada kegiatan belajar unit 10 bagian A kamu telah mempelajari prinsip-prinsip berdiskusi
dan belajar berdiskusi. Ketika akan berdiskusi, kamu dapat mengambil pokok permasalahan
yang terdapat di sekitarmu. Pada saat berdiskusi, kamu juga perlu menaati mekanisme dan
prinsip-prinsip dalam diskusi, antara lain menyampaikan gagasan, pendapat, pertanyaan,
dan saran secara runtut kepada kelompok lain. Dalam penyampaian pendapat harus disertai
alasan yang logis. Di samping itu, penggunaan bahasa yang runtut dan santun harus
diperhatikan dalam berdiskusi.
Pada kegiatan belajar unit 10 bagian B kamu telah belajar tentang cara membaca tabel,
gra
fi
k, bagan, atau peta. Untuk mendukung pendapat dalam sebuah tulisan, seringkali
penulis menyertakan tabel, gra
fi
k, bagan, atau peta. Penyajian tabel, gra
fi
k, bagan, atau peta
sangat membantu pembaca dalam penggalian informasi karena jika disajikan dalam kalimat-
kalimat justru akan mempersulit pemahaman. Biasakanlah untuk menggali informasi dari
tabel, gra
fi
k, bagan, dan peta.
Pada kegiatan belajar unit 10 bagian C kamu telah belajar tentang penulisan naskah
drama. Inti dalam penulisan drama adalah kon
fl
ik (pertentangan-pertentangan) dalam
berbagai peristiwa. Dalam penulisan drama, berbagai peristiwa yang terjadi harus disusun
secara runtut sehingga membentuk suatu alur tertentu. Untuk menyusun naskah drama,
langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah (1) menentukan kon
fl
ik, (2) menyusun
urutan peristiwa untuk satu babak, (3) mengembangkan urutan peristiwa menjadi naskah
drama satu babak, dan (4) menyunting naskah drama yang telah selesai ditulis, dengan
memperhatikan kesesuaian dialog dengan peristiwa yang digambarkan, kejelasan bahasa
dalam dialog, ketepatan bentuk dan isi drama, dan kejelasan narasi.
Evaluasi
A. Jawablah soal latihan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling
tepat!
1. Dalam menilai kegiatan diskusi, hal-hal berikut perlu diperhatikan, kecuali ....
A. banyaknya pendapat yang muncul
B. kesesuaian proses diskusi dengan aturan diskusi
C. banyaknya peserta yang hadir dalam diskusi
D. kelogisan alasan dalam berpendapat
182
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
Perhatikan tabel berikut!
Jumlah Siswa Baru di SMP Negeri
No.
Nama Sekolah
Asal Daerah
Jumlah
Dalam Kota
Luar Kota
Pria
Wanita
Pria
Wanita
1
SMPN 1
50
70
100
200
420
2
SMPN 2
70
80
50
120
420
3
SMPN 3
50
70
80
120
320
4
SMPN 4
70
90
60
100
320
5
SMPN 5
80
120
90
130
420
6
SMPN 6
90
110
70
50
320
7
SMPN 7
50
70
120
80
320
8
SMPN 8
90
110
90
130
420
2. Tabel tersebut dapat dibaca bahwa pada umumnya siswa baru pada kedelapan SMP
tersebut berasal dari ....
A. dalam kota, pria
B. dalam kota, wanita
C. luar kota, pria
D. luar kota, wanita
3. Pada tabel tersebut, sekolah yang jumlah siswa barunya seimbang antara siswa yang
berasal dari dalam kota dan dari luar kota adalah ....
A. SMP N 4
B. SMP N 8
C. SMP N 5
D. SMP N 1
4. Hal-hal berikut yang
tidak tergolong
ke dalam langkah-langkah membaca tabel adalah
....
A. mencari pembuat tabel
B. membaca judul tabel
C. membaca keterangan dalam tabel
D. mempertanyakan tujuan pembuatan tabel
5. Pengungkapan data dalam bentuk gra
fi
k berperan penting untuk ....
A. memberikan gambaran data secara efektif
B. memperpendek karya tulisan ilmiah
C. menambah keindahan karya tulis
D. memvariasikan bentuk karya tulis
183
Remaja dan Masalahnya
10
6. Perhatikan kutipan dialog berikut!
Asri : “Aku sudah bilang, jangan jualan di sekolahku!”
Ayah: “Maaf, aku harus melanggar perjanjian, As.”
Asri : “Ayah ingin aku diejek teman-temanku?”
Ayah: “Karena di sekolah lain kebetulan sepi, As.”
Dalam dialog tersebut tercermin adanya pertentangan yang berupa ....
A. ko
fl
ik batin
B. kon
fl
ik individu
C. kon
fl
ik harga diri
D. kon
fl
ik ekonomi
7. Dalam penulisan naskah drama, selain menentukan kon
fl
ik, penulis dapat menggunakan
cara dengan melakukan ....
A. mengamati gambar/peristiwa yang menyentuh perasaan
B. mengumpulkan buku drama yang sebanyak-banyaknya
C. membaca berbagai jenis puisi dari pengarang terkenal
D. mengumpulkan dana untuk pementasan di panggung
8. Dalam penilaian naskah drama, komponen berikut perlu diperhatikan, kecuali ....
A. kesesuaian dialog dengan peristiwa yang digambarkan
B. kejelasan narasi sehingga mudah dipentaskan
C. kejelasan penggunaan bahasa dalam dialog
D. jumlah pemain yang akan memerankan tokoh-tokohnya
B. Kerjakan tugas berikut!
1. Secara berkelompok (satu kelompok 5—6 orang) pilihlah satu topik yang hangat untuk
didiskusikan! Setelah itu, sampaikanlah pendapat/tanggapanmu tentang topik tersebut
secara bergiliran!Gunakan bahasa yang lugas dan santun, serta diikuti oleh alasan atau
bukti yang mendukung. Penyampaian pendapat itu akan dinilai oleh gurumu.
2. Buatlah sebuah naskah sesuai dengan ilustrasi berikut:
Pada saat pelajaran olahraga Galih memang tidak ikut ke lapangan. Kebetulan dia sakit
sehingga harus tinggal di dalam kelas. Setelah pelajaran olahraga usai, Arin mendapati
uang yang ada di dalam dompetnya hilang. Ia menuduh Galih yang mengambilnya.
Alasannya karena Galih satu-satunya orang yang ada di kelas ketika pelajaran olahraga.
Galih yang merasa tidak mengambil uang Arin marah dengan tuduhan itu. Mereka
berdua terlibat adu mulut. Kemudian datanglah Lusi yang meminta Arin meneliti
kembali tasnya, kalau-kalau uang itu terselip di antara isi tas yang lain. Setelah diteliti,
ternyata uang Arin memang ada di dalam tas, terselit di antara lembaran buku bahasa
Indonesia. Arin pun minta maaf kepada Galih.
184
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
Refleksi
Setelah kamu melaksanakan kegiatan dalam pembelajaran ini, cobalah kamu renungkan
kembali apa yang telah dan belum kamu kuasai serta bagaimana kesanmu terhadap
pembelajaran yang kamu lakukan, dengan memberikan tanda cek (
√
) pada kotak YA atau
TIDAK atas dasar pernyataan panduan berikut ini!
No.
Pernyataan Pemandu
Ya
Tidak
1
Saya telah memahami tata cara berdiskusi.
2
Saya dapat memimpin kegiatan diskusi di kelas.
3
Saya dapat memahami pendapat orang lain dalam diskusi,
meskipun berbeda dengan pendapat saya.
4
Penyampaian pendapat dalam diskusi harus disertai alasan yang
logis dan disampaikan dengan bahasa yang santun.
5
Saya telah memahami perbedaan antara gra
fi
k, tabel, peta, dan bagan.
6
Saya dapat menyebutkan empat langkah yang perlu diperhatikan
ketika membaca tabel.
7
Saya dapat membaca dan menyimpulkan isi tabel dengan cepat.
8
Saya dapat menentukan kon
fl
ik dalam penulisan naskah drama.
9
Saya dapat melengkapi dialog dari rangkaian peristiwa dalam
gambar.
10
Saya senang dapat mengambil manfaat dengan menulis naskah
drama.
11
Saya dapat mengikuti kegiatan belajar pada bab ini dengan baik.
12
Menurut saya, latihan-latihan dalam bab ini mudah diikuti dan
membuat saya senang dan bergairah belajar bahasa dan sastra
Indonesia.
185
Daftar Pustaka
Abrams, M.H. 1981.
A Glossary of Literary Terms.
New York: Holt Rinehart and Winston.
Alwi, Hasan dkk. 1998.
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
. Jakarta: Balai Pustaka.
Anwar, H. Rosihan. 1991.
Bahasa Jurnalistik dan Komposisi
. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Badudu, J.S. 1975.
Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia
. Bandung: Pustaka Prima
Boulton. M. 1966.
The Anatomy of Prose.
London: Routledge & Kegan Paul Ltd.
Brotowijoyo, M.D. 1993.
Menulis Karangan Ilmiah
. Jakarta: Akamedia Pressindo.
Depdikbud. 1987.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Depdikbud. 1997.
Pedoman Umum Pembentukan Istilah
. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Depdikbud. 1989.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 2006.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahsa Indonesia.
Sekolah Menengah Pertama
. Jakarta: Depdiknas.
Dipodjojo, Asdi S. 1984.
Komunikasi Lisan
. Yogyakarta: Lukman.
Fadli, R. 2001.
Terampil Wawancara
. Jakarta: Grasindo.
Haryati, Nas, dan Mukh Doyin. 2004.
Berbicara Sastra
. Jakarta: Depdiknas
Hidayat, Syamsul. 2004.
Peribahasa dan Pantun
. Surabaya: Apollo.
Jabrohim dkk. 2001.
Menulis Kreatif
. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Keraf, Gorys. 1980.
Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa
. Ende Flores: Nusa
Indah.
Keraf, Gorys. 1985.
Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: Gramedia.
Laksono, Kisyani. 2003.
Berbicara
. Jakarta: Depdiknas.
Mulyana, Yoyo dkk. 1998.
Sanggar Sastra
. Jakarta: Depdikbud.
Nadia dkk. 2007.
The Story of Jomblo
. Cet. 5. Bandung: Lingkar Pena.
Novaida. 2007. ”Sekolah Sudah Mati” dalam
Bulaksumur Pos
, Edisi 145, (Srikandini, Ed.).
Yogyakarta: SKM Bulaksumur Yogyakarta.
Nurhadi. 1987.
Membaca Cepat dan Efektif
. Bandung: Sinar Baru.
Nurgiyantoro, Burhan. 2002.
Pengkajian Fiksi
. Yogyakarta: Gadjahmada University Press.
Parera, Jos Daniel dan Aning Retnaningsih. 1978.
Belajar Mengutarakan Pendapat.
Jakarta:
Erlangga.
Daftar Pustaka
186
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
Pradopo, Rachmat Djoko. 1997.
Pengkajian Puisi
. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Rifai, Mien A. 1995.
Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya Ilmiah
Indonesia
. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Rosidi, Ajip. 1976.
Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia
. Bandung: Rineka Cipta.
Rozak, Abdul. 1985.
Kalimat Efektif: Struktur, Gaya, dan Variasi
. Jakarta: Gramedia.
Sudjiman, Panuti. 1988.
Memahami Cerita Rekaan
. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sudikan, Setyo Yuwono. 2004.
Menulis Sastra.
Jakarta: Depdiknas.
Sugono, Dendy. 1994.
Berbahasa Indonesia dengan Benar
. Jakarta: Puspa Swara.
Suharianto, S. 2007a.
Apresiasi Puisi
. Semarang: Rumah Indonesia.
----------------, 2007b.
Dasar-Dasar Teori Sastra
. Semarang: Rumah Indonesia.
Syafe’i, Imam. 1988.
Retorika dalam Menulis.
Jakarta. Depdikbud.
Tohari, Ahmad. 1989.
Senyum Karyamin
. Jakarta: Gramedia.
Tarigan, Henry Guntur. 1993.
Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
. Bandung :
Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1983.
Menyimak
sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
. Bandung :
Angkasa.
Yundia
fi
, Siti Zahra. dkk. 2002.
Antologi Puisi Lama Nusantara
. Jakarta: Pusat Bahasa.
Zuchdi, Darmiyati. 2007.
Strategi Peningkatan Kemampuan Membaca
. Yogyakarta: UNY Press.
187
Takarir
adat
: tata cara kehidupan yang dianut oleh kelompok masyarakat
adegan (drama)
: bagian babak dalam lakon/sandiwara/drama
alur peristiwa
: rangkaian peristiwa yang terjalin dalam waktu pada sebuah
antagonis
: pelaku cerita yang berperan menentang/melawan
artikel
: karya tulis ilmiah yang dimuat dalam majalah, surat
artikulasi
: lafal; pengucapan kata; perubahan rongga dan atau lebih
pendek daripada novel
babak (drama)
: bagian besar dalam suatu drama/lakon yang
bagan
: skema; gambar rancangan sesuatu hal
bloking
: pengaturan posisi pemain dalam pementasan drama
catatan pustaka
: pustaka rujukan kutipan yang ditulis di dalam teks cerita
novel/roman/cerpen/drama
cerpen
: cerita pendek; prosa yang penceritaannya lebih terbatas
daftar pustaka
: buku sumber pustaka yang disusun secara alfabetis dengan
perasaan yang merosot, seperti sedih,
depresi
: gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai
dialog interaktif
: sejenis wawancara yang dilakukan untuk memperoleh
informasi dari narasumber dengan melibatkan penonton atau
pendengar
dialog
: komunikasi timbal balik antara dua orang atau lebih
diksi
: pilihan kata yang tepat untuk mengungkapkan gagasan
sehingga memperoleh efek tertentu
drama
: cerita prosa yang berbentuk dialog yang melibatkan
editor
: orang yang pekerjaannya mengoreksi dan memperbaiki
karangan yang akan diterbitkan
ekspresi
: pengungkapan; proses menyatakan maksud, gagasan,
ekstemporan
: model berpidato/berbicara atas dasar garis besar isi pidato
ekstensif
: bersigat menjangkau sesuatu secara luas dan cepat
fakta
: hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan suatu kenyataan;
sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi
fi
sik
: jasmani; badan; benda; hal yang tampak/lahiriah
fragmen
: cuplikan atau petikan sebuah cerita/lakon
gagasan utama
: ide pokok/utama dalam sebuaah paragraf
Takarir
188
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
gagasan
: ide atau pokok pikiran sesorang
gra
fi
k
: lukisan pasang surut suatu keadaan/hal dengan garis atau
gambar
gurindam
: sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat
himbauan, kritikan, permintaan, tanggapan, dll.
iklan baris
: iklan kecil (singkat) yang terdiri atas beberapa baris saja dalam
sebuah kolom
imajinasi
: daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar-
gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman
seseorang
impromtu
: model berpidato/berbicara tanpa persiapan/rencana
indeks
: daftar kata/istilah penting yang terdapat di dalam buku
cetakan yang tersusun menurut abjad yang memberi informasi
tentang halaman tempat kata/istilah ditemukan
intensif
: secara sungguh-sungguh dan terus menerus dalam
intonasi
: lagu kalimat; ketepatan penyajian tinggi rendah nada
irama
: alunan yang terjadi karena pergantian kesatuan bunyi dalam
arus panjang pendek, keras lembut, dan tinggi rendah nada
kalimat efektif
: kalimat yang ditata daengan baik sehingga pembaca atau
pendengar dapat menangkap maksud kalimat dengan mudah
dan tepat
karya ilmiah
: tulisan yang disusun secara logis, sistematis, rasional,
kata kunci
: kata-kata utama yang terdapat dalam karya tulis
kerangka (pidato)
: garis besar atau pokok-pokok isi pidato
kerangka cerita
: urutan pokok-pokok peristiwa menurut penyajiannya dalam
cerita
khotbah
: berbicara (pidato) di hadapan orang banyak yang
klasi
fi
kasi
: pengelompokan permasalahan atas dasar kriteria kon
fl
ik atau
emosi
kon
fl
ik
: ketegangan atau pertentangan di dalam cerita
lafal
: pengucapan bunyi bahasa lajur dan deret tertentu dengan
garis pembatas
latar
: kondisi sosial masyarakat yang mendasari terjadinya peristiwa
dalam cerita
lirik lagu
: kata-kata dalam lagu yang dinyanyikan
logis
: masuk akal; sesuai dengan logika; benar menurut penalaran
makna tersirat
: makna yang tersembunyai di balik makna tersurat
189
Takarir
makna tersurat
: makna yang ada pada kata/kalimat yang tertulis
manuskrip
: model berpidato/berbicara dengan membaca naskah
membaca intensif
: membaca secara sungguh-sungguh dan terus-menerus
sehingga memperoleh hasil yang optimal
membaca memindai
: membaca dengan cermat untuk menemukan informasi yang
diperlukan secara cepat dan tepat membicarakan hal yang
terkait dengan ajaran agama
memoriter
: model berpidato/berbicara dengan menghafalkan naskah
menghayati
: mengalami dan merasakan sesuatu dalam batin
mengkritik
: memberikan tanggapan disertai uraian dan pertimbangan
baik buruk terhadap suatu karya
menyunting
: memeriksa dan memperbaiki kesalahan yang terdapat pada
suatu tulisan
merangkum
: menyarikan (buku) dan menuliskannya secara ringkas
moving
: pengaturan pergerakan pemain dalam pementasan
musikalisasi puisi
: memusikkan puisi; memadukan puisi dan musik;
menyanyikan puisi dengan iringan musik
nada
: tinggi rendahnya bunyi atau suara
narasumber
: orang yang menjadi sumber informasi
naratif
: bersifat narasi atau cerita
nilai kehidupan
: sifat-sifat atau hal-hal penting yang bermanfaat bagi
kehidupan
novel
: salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa
opini
: pendapat
pantun
: puisi lama yang tiap barisnya terdiri atas empat baris, bersajak
abab, tiap bait berjumlah empat kata, dan terdiri atas sampiran
dan isi
paragraf
: alinea; bagian dari bab tulisan yang berisi satu gagasan dan
penulisannya dimulai pada baris baru
pengelola
: orang yang mengelola, mengurus, atau mengendalikan
pentas
: pertunjukan sandiwara/drama
peribahasa
: kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan
biasanya mengiaskan maksud tertentu
pesan
: amanat yang disampaikan lewat orang lain
peta
: denah; gambar/lukisan yang menunjukkan letak
pidato
: pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang
disampaikan di depan khalayak
190
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
protagonis
: tokoh utama dalam sebuah cerita rekaan/drama
psikis
: hal yang bersifat kejiwaan
pujangga
: pengarang hasil sastra, baik puisi maupun prosa
rawan
: gawat; mudah menimbulkan gangguan/bahaya
reformasi
: perubahan radikal untuk perbaikan suatu hal
resensi
: pertimbangan atau ulasan buku untuk memberikan masukan
kepada pembaca tentang perlu tidaknya membaca buku yang
diresensi
rujukan
: acuan; referensi; bahan sumber pustaka tempat pengambilan
pendapat/ide
sampiran
: paro pertama pantun yang merupakan persediaan bunyi kata
untuk disamakan dengan bunyi kata pada isi pantun
santun
: sopan; halus dan baik (budi bahasa dan perilakunya)
seseorang
setting
: kondisi dan situasi yang melatari sebuah cerita/drama
simulasi
: peragaan sesuatu yang dibentuk mirip dengan keadaan
sinopsis
: ikhtisar suatu tulisan atau cerita yang dikemukakan secara
ringkas
sistematika (karya ilmiah) : urutan bagian-bagian tulisan secara logis
sistematika
: urutan penempatan gagasan-gagasan pokok/ide
skenario
: rencana lakon sandiwara/
fi
lm
sudut pandang
: tempat pengarang mengambil posisi di dalam cerita
sunting
: memetik; mengambil; memilih yang baik/benar
surat pembaca
: surat yang dimuat di surat kabar yang biasanya berisi
himbauan, kritikan, permintaan, saran dll.
syair
: puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat baris yang
berakhir dengan bunyi yang sama (a a a a)
tabel
: daftar yang berisi ikhtisar sejumlah data informasi
tajuk (rencana)
: karangan pokok di dalam surat kabar
tema (pidato)
: gagasan pokok yang menggambarkan keseluruhan isi pidato
tempo
: panjang pendeknya bunyi atau suara
ungkapan
: gabungan kata yang maknanya tidak sama dengan makna
tiap kata yang menjadi unsurnya
verbal
: pengungkapan sesuatu secara lisan, dengan kata-kata
volume (suara)
: tingkat keras atau lemahnya suara
watak
: kondisi psikologis yang menggambarkan kepribadian
seseorang
191
Penjurus
A
adat 113,114,115,118,187
adegan 177,187
alur 16,18,19,20,90,127,135,136,137,152,158,1
60,166,167,168,176,181,187
artikel 140,145,148,149,187
B
bagan 170,173,174,175,181,184,187
C
catatan pustaka 148,151,152,153,187
D
daftar pustaka 148,150,151,152,153,155,156
,187
dialog interaktif 187
diksi 60,62,63,84,187
drama 25,27,122,124,125,126,127,132,134,13
5,136,137,138,140,144,145,153,154,155,1
56,158,170,176,177,179,180,181,183,184,
187,189,190
drama, 122,124,126,135,136,140,153,154,158,
176,180,181,183
F
fakta 2,10,13,15,16,20,21,40,83,94,173,187
G
gaya 35,87,134,135
gra
fi
k 170,173,174,175,181,183,184,188
K
karya ilmiah 140,148,149,150,155,156,188,1
90
khotbah 98,101,105,117,119,120,122,123,124,
136,188
kon
fl
ik 95,126,136,137,147,176,177,179,180,1
81,183,184,188
L
latar 16,18,19,20,46,50,51,53,58,62,64,85,135,
136,144,145,152,188
M
Majas 91,92
majas 90,91,92,93,95
membaca cepat 153,154,155,158,160,161,16
6,167
menanggapi 7,8,9,20,58,163,165,175
mengkritik 82,83,84,85,93,94,96,163,166,189
menilai 15,16,20,70,74,75,77,140,144,177,18
2,184
menyunting 16,20,46,58,62,78,90,117,120,15
2,153,167,176,181,189
merangkum 77,80,147,189
Metafora 92
metafora 91,95
monolog 98
N
narasumber 2,3,5,20,21,22,25,27,42,44,187,1
89
novel 50,88,92,113,114,115,116,117,122
,127,128,129,130,131,132,133,135,1
36,137,138,140,141,152,156,158,160
,166,167,168,187,189
P
pementasan 122,124,126,127,136,138,140,144
,145,153,154,156,183,187,189
pendapat 2,3,4,5,10,13,22,25,27,42,44,94,149,
150,151,153,155,156,170,172,173,175,181
,182,184,189,190
Penjurus
192
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
Personi
fi
kasi 92
personi
fi
kasi 91,95
perumpamaan 91,95
perumpamaan, 91
pesan 46,47,48,49,62,64,67,70,95,98,100,104,1
05,106,117,120,122,123,124,136,137,189
pidato 8,10,11,98,100,101,102,104,105,106,10
8,109,110,111,112,113,117,119,120,122,1
30,136,137,138,187,188,189,190
pidato, 102,110,117,122
R
resensi 75,76,77,78,79,80,190
S
sinopsis 158,166,190
surat pembaca 158,163,164,165,166,167,168
,190
syair 46,47,48,49,62,64,66,67,68,69,70,71,78,7
9,80,190
T
tabel 30,41,68,76,90,92,132,165,170,173,174,1
81,182,183,184,190
tajuk 190
tema 16,18,46,47,48,49,50,51,53,58,62,64,67,7
0,72,85,95,100,102,104,105,106,117,118,1
36,152,153,190
tokoh 16,18,19,20,25,29,43,50,53,62,75,86,88,
89,93,102,116,127,129,130,131,132,133,1
35,136,137,138,140,143,144,145,152,153,
158,166,171,176,180,183,189
U
ungkapan 30,42,47,48,62,66,77,84,109,190